Petani Pana’ Praktik Pembuatan Pupuk Kompos, POC, dan Pesnab
MAMASA-BSIP Sulawesi Barat selaku unit kerja Kementerian Pertanian RI yang salah satu tugas dan fungsinya “Pelaksanaan penerapan dan diseminasi standar instrumen pertanian spesifik lokasi” terus mendorong petani untuk menerapkan sistem budi daya pertanian berkelanjutan. Menurut UU No. 22 Tahun 2019, sistem budi daya pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam hayati dalam memproduksi komoditas pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup.1
Untuk meningkatkan minat petani dalam menerapkan budi daya pertanian berkelanjutan, BSIP Sulawesi Barat memberikan praktik pembuatan pupuk kompos, pupuk organik cair (POC), pestisida nabati (Pesnab), serta analisis tanah menggunakan PUTK dan PUTS. Praktik tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian Kecamatan Pana’ Kabupaten Mamasa yang dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 November 2023 dan diikuti oleh Petani, Penyuluh Pertanian, dan perwakilan SMK Pertanian Kec. Pana'.
Kondisi lahan pertanian di Kecamatan Pana’ berdasarkan hasil pemetaan kesesuaian lahan untuk komoditas strategis yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian, terdapat beberapa faktor pembatas yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Salah satu faktor pembatas yang perlu segera dicarikan solusinya yakni retensi hara (pH tanah, KTK, C-organik) dan ketersediaan hara (makro dan mikro). Sesuai dengan hasil praktik analisis tanah yang diambil dari beberapa lahan petani menggunakan PUTK dan PUTS, menunjukkan bahwa pada tanah tersebut kandungan C-Organiknya rendah (< 2%) dan pH tanahnya tergolong masam (< 5,5) sehingga kandungan hara N, P, dan K yang tersedia untuk tanaman juga rendah.
Tekad BSIP Sulawesi Barat bersama Pemerintah Kecamatan Pana’ dalam meningkatkan kapasitas SDM pertanian difokuskan pada pengembangan keterampilan dalam pembuatan pupuk kompos, POC dan pesnab. Peserta diajak untuk memahami proses pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan bahan baku organik lokal dan aktivator promi. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos berupa jerami, hijauan, kotoran ternak kerbau dan dolomit. Peserta dibimbing dalam mengidentifikasi sumber daya yang dapat diubah menjadi pupuk berkualitas tinggi. Dengan adopsi praktik ini, diharapkan petani lokal dapat mengelola limbah pertanian dengan lebih efektif dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Selain pembuatan pupuk kompos dilakukan juaga praktik pembuatan pestisida nabati, alternatif yang ramah lingkungan untuk mengendalikan hama tanaman. Peserta diberikan informasi mendalam tentang tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati, serta cara-cara pembuatannya. Praktik menekankan pentingnya penerapan pestisida nabati dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Diskusi antara peserta dan Tim BSIP Sulawesi Barat terjadi saat pelaksaan praktik untuk membangun kolaborasi dan pertukaran pengalaman yang bermanfaat. Pelaksanaan praktik memberikan kesan positif dan semangat baru bagi para peserta untuk mengimplementasikan pada lahan pertaniannya untuk mencapai pertanian yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi langkah maju bagi peningkatan kapasitas SDM pertanian di Kecamatan Pana’, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh untuk masa depan pertanian yang berkelanjutan dan produktif.