
Sulbar Satukan Langkah, Genjot LTT Padi
Mamuju — Dalam rangka mendukung percepatan tanam padi sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan nasional, Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Barat menjalin koordinasi strategis bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Sulawesi Barat. Kegiatan ini bertujuan menyatukan strategi percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) padi sekaligus menyelaraskan sistem pelaporan data pelaksanaan tanam di lapangan.
Rangkaian kegiatan diawali dengan audiensi bersama Kepala DTPHP Provinsi Sulawesi Barat, kemudian dilanjutkan dengan rapat teknis bersama Kepala Bidang Tanaman Pangan dan jajarannya, Koordinator Penyuluh Pertanian Provinsi, penyuluh pertanian, serta perwakilan Penanggung Jawab Kabupaten dan Tim LTT Padi dari BRMP Sulbar.
Rapat ini memfokuskan pembahasan pada harmonisasi strategi percepatan tanam serta sinkronisasi pelaporan antara sistem e-Pusluh yang digunakan oleh penyuluh dengan data lapangan dari mantri tani atau Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang saat ini dikelola oleh Bidang Tanaman Pangan DTPHP Provinsi. Sinkronisasi ini sangat penting untuk menjamin keakuratan dan keseragaman data sebagai dasar pengambilan kebijakan pertanian yang tepat sasaran.
Melalui forum ini, seluruh peserta menyatakan komitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam pelaksanaan teknis tanam maupun penyampaian data yang valid dan terverifikasi. Peran penyuluh pertanian sebagai pendamping utama petani kembali ditekankan agar program LTT dapat berjalan sesuai target dan tepat waktu.
Rapat juga menjadi forum evaluasi atas capaian LTT hingga 30 April 2025. Berdasarkan data yang dihimpun, realisasi LTT padi di Sulawesi Barat baru mencapai 2.645,98 hektare atau 20,72% target bulanan sebesar 12.770,86 hektare. Beberapa kendala utama yang diidentifikasi di lapangan antara lain: 1.Masih berlangsungnya puncak panen di sejumlah daerah sehingga rotasi tanam tertunda, 2. Terbatasnya ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), yang berdampak pada keterlambatan pengolahan lahan. 3.Ketergantungan pada curah hujan, khususnya di lahan tadah hujan dan 4. Budaya lokal seperti tudang sipulung musyawarah adat sebelum musim tanam yang turut memengaruhi penjadwalan tanam serempak.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPHP Provinsi Sulawesi Barat menyampaikan harapannya agar capaian pertanaman pada bulan Mei dan Juni dapat digenjot untuk menutup kekurangan realisasi pada bulan-bulan sebelumnya seperti April 2025.
“Kami berharap target yang belum tercapai di bulan sebelumnya dapat terpenuhi melalui percepatan tanam pada bulan Mei dan Juni. Tantangan yang dihadapi harus kita jalani dengan strategi yang tepat, serta diiringi dengan solusi konkret di lapangan,” ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan.
Sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian, BRMP Sulawesi Barar akan terus bersinergi dengan dinas pertanian provinsi dan kabupaten, penyuluh pertanian, serta kelompok tani untuk melaksanakan pengawalan Percapatan LTT padi.
“Dengan komitmen dan sinergi semua pihak, berbagai kendala di lapangan dapat kita atasi bersama. Mari kita bersatu untuk mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan di Sulawesi Barat,” tegas Tim BRMP Sulbar.
Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah, memperkuat sinergi, dan mengarahkan kebijakan percepatan LTT padi secara lebih terstruktur dan terintegrasi. Diharapkan, dengan kerja sama yang solid serta pelaporan data yang akurat, capaian tanam padi di Sulawesi Barat akan meningkat secara signifikan, mendukung ketahanan pangan daerah maupun tingkat nasional.