
Dukung Ketahanan Pangan, Fasilitas IRPOM di Mamuju Tengah Dalam Kondisi Optimal
MAMUJU TENGAH-Tim Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap fasilitas Irigasi Perpompaan (IRPOM) yang berada di Kecamatan Pangale, tepatnya di Desa Kuo, Kabupaten Mamuju Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan, kelayakan fungsi, serta pemeliharaan sarana irigasi berbasis pompa dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim BRMP turut didampingi oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pangale, yang memberikan informasi dan pendampingan langsung di lapangan.
Hasil monitoring menunjukkan bahwa tiga unit IRPOM yang terdapat di Desa Kuo masih dalam kondisi baik, terawat, dan siap digunakan sewaktu-waktu. Adapun rincian kapasitas layanan masing-masing unit adalah sebagai berikut:
IRPOM 1 (Kelompok Tani Sumber Lestari): mampu melayani lahan sawah seluas 20 hektar.
IRPOM 2 (Kelompok Tani Sumber Tani Jaya) dan IRPOM 3 (Kelompok Tani Tani Mulya): masing-masing melayani lahan sawah seluas 15 hektar.
Meskipun dalam kondisi prima dan siap operasional, seluruh unit IRPOM tersebut saat ini belum digunakan. Hal ini disebabkan karena lahan sawah yang menjadi cakupan layanan irigasi sudah menyelesaikan tahap pengolahan tanah, dan tanaman padi saat ini sedang berada pada fase pertumbuhan awal, di mana kebutuhan air masih relatif rendah.
“Pompa dan infrastruktur irigasinya semuanya masih berjalan normal. Namun memang belum diaktifkan karena kebutuhan air saat ini belum tinggi. Tanaman sedang memasuki masa pertumbuhan awal,” ujar Koordinator BPP Kec. Pangale.
Sebagai informasi, IRPOM merupakan teknologi irigasi alternatif yang dirancang untuk memperkuat kemandirian petani dalam mengakses air, terutama di wilayah yang belum terjangkau jaringan irigasi teknis. Sistem ini bekerja dengan menggunakan pompa untuk mengalirkan air dari sumber-sumber terdekat ke lahan pertanian secara cepat dan efisien. Teknologi ini sangat ideal digunakan saat musim kemarau atau pada periode curah hujan rendah.
Kegiatan monev ini tidak hanya fokus pada penilaian kondisi fisik peralatan, tetapi juga untuk memastikan bahwa kelompok tani pengguna memahami cara perawatan dan pengoperasian unit IRPOM secara optimal. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan fungsi alat serta menghindari kerusakan akibat kelalaian dalam pemeliharaan.
BRMP Sulawesi Barat menegaskan pentingnya pemeliharaan rutin terhadap unit IRPOM, meskipun saat ini belum digunakan secara aktif. Kesiapan peralatan ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kebutuhan air mendesak di musim tanam mendatang atau saat terjadi kekeringan.
Dengan adanya infrastruktur irigasi seperti IRPOM yang dalam kondisi siap pakai, diharapkan petani di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, dapat lebih mandiri dalam pengelolaan air, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.