
FGD Penentu Arah Pendampingan
SAMPAGA-Tim Zona I Penguatan Kapasitas Standar Instruman Pertanian BPSIP Sulawesi Barat kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertempat di BPP Kecamatan Sampaga Kabupaten Mamuju. Kegiatan ini di hadiri oleh Penyuluh Pertanian se Kecamatan Sampaga, Perwakilan petani jagung Se Kec Sampaga, Koordinator POPT Kabupaten Mamuju Bapak Muh. Anwar selaku koordinator POPT Kabupaten Mamuju.
Focus Group Discussion Dibuka oleh Koordinator BPP Kecamatan Sampaga Bapak Demma Limbo, SP beliau dalam sambutannya mengatakan sangat bersyukur atas terpilihnya Kec Sampaga sebagai salah satu lokasi Kegiatan Peningkatan Kapasitas Standar Instrumen Pertanian yang dilaksanakan oleh BSIP Sulawesi Barat. Kegiatan FGD diawal berlangsung dengan baik antusias para peserta sangat nampak, dan alot diskusi semakin seru disebabkan apa yang dipendam dan dihadapi oleh petani selama ini dapat tersalurkan. Adapun Tujuan diadakannnya FGD ini untuk mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan petani terkait Pengembagan Jagung di Kecamatan Sampaga dan sekaligus sebagai sarana menggali Informasi dalam menentukan materi pelatihan Penguatan Kapasitas yang akan dilaksanakan sehingga sesuai yang dibutuhan petani.
Dari hasil FGD ditemukan informasi bahwa petani sudah sangat memahami pentingnya dalam menggunakan benih berkualitas dan bersertifikasi namun dari teknis budidaya masih sangat perlu untuk ditingkatkan seperti sistim tanam 99 % petani tidak melakukan pengolahan lahan dengan alasan pengerjaannya sangat rumit dan membutuhkan modal, selain itu sebagian patani malakukan pertanaman tumpang sari jagung dan sawit sehingg tidak memungkinkan untuk dilakukan olah tanah, jarak tanam yang digunakan dominan masih berdasarkan perkiran saja 75cm x 40 cm tanpa menggunakan larikan/ukuran yang pasti, Hama yang sering menyerang adalah Tikus dan Ulat Grayak adapun Penyakitnya yakni Busuk Batang dan Bulai dan selama ini petani tidak mengetahui bagaimana cara untuk mengendalikan penyakit tersebut, selama ini dibiarkan begitu saja, kejadian pada kelompok tani Massidie 1 minggu lalu telah melakukan panen dan hasil produksi saat ini sangat menurun dari 1 ha menghasilakan 1,2 ton salah satu penyebabnya adalah serang Bulai.
Pemupukan merupakan diskusi yang paling alot mulai dari cara mendapatkan pupuk tersebut terjadi beda pendapat sebagian petani menginginkan bahwa akses untuk mendapatkan Pupuk tersebut tidak boleh dibatas dan apa lagi ada proses administrasi, namun sebagian petani sangat setuju dengan mekanisme yang telah ditentukan karena berasaskan keadilan sehingga terjadi pemerataan baik petani kecil maupun besar dapat menikmati pupuk subsidi, jika aksesnya dibuka lebar maka yakin kami petani kecil akan susah untuk mengakses pupuk tersebut dikarenakan dikalahkan oleh pemilik modal yang besar ujar pak mansyur, selain itu diskusi terkait Kuota Pupuk terbatas menjadi diskusi yang sangat alot dan panjang namun ada juga petani yang mengatakan bahwa sebenarnya pupuk tidak terbatas namun penggunaan pupuk subsidi yang tidak tepat sasaran dimana sebagian petani mangaplikasikan jatah pupuk tersebut untuk tanaman sawitnya sehingga pemupukan tanaman jagung tidak sesuai rekomendasi.
Melalui diskusi tersebut petani berharap agar pengawasan pupuk baik di kios tani maupun di petani dapat ditingkatkan agar penggunaan pupuk tepat sasaran, begitupun permasalahan-permasalahan lainnya semoga dapat diatasi dengan melalui forum-forum pertemuan peningkatan kapasitas teknis budidaya.
Adapun Kesimpulan dari FGD ini petani jagung di Kecamatan Sampaga masih sangat membutuhkan pendampingan Teknis Standar Pertanian terkait Budidaya mulai dari cara pengolahan lahan, Perlakuan benih, pemupukan, pemanfaatan limbah tanaman jagung yang dapat diolah menjadi pupuk kompos, panen dan pasca panen agar mendapatkan hasil produksi maksimal sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat hasil panen melimpah dan berkualitas.