Pertahankan Mutu dan Kemurnian Varietas, UPBS BSIP Sulbar Lakukan Roguing
Wonomulyo- Industri benih melibatkan penggabungan komponen-komponen penting bidang perbenihan, yang keberadaannya dari hulu sampai ke hilir saling menunjang satu sama lain. Produksi benih memiliki peran langsung dalam peningkatan pembangunan pertanian yaitu varietas unggul dan benih bermutu yang mempengaruhi produksi dan produktivitas serta efisiensi, mutu, dan daya saing hasil pertanian. Pentingnya produksi benih dalam program pengadaan benih, maka diperlukan teknik produksi yang baik dengan strategi produksi yang tepat. Teknik produksi benih padi dan teknik produksi padi konsumsi memiliki perbedaan. Pada produksi benih padi terdapat kegiatan isolasi, roguing dan sertifikasi yang menjadi pembeda dengan kegiatan produksi padi konsumsi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempertahankan mutu benih dan kemurnian varietas. Secara umum ada 3 titik kritis dalam proses produksi benih terstandar yakni penggunaan benih bermutu, roguing serta pengelolaan panen dan pascapanen.
Salah satu kegiatan yang penting dalam upaya peningkatan kemurnian benih dalam produksi benih disebut Roguing. Tim UPBS BSIP Sulbar didampingi PPL Desa Bumiayu melaksanakan roguing pertama pada lahan sawah pertanaman VUB padi Cakrabuana Agritan di Desa Bumiayu, Kec. Wonomulyo, Kab. Polman Rabu, 22 Mei 2024. Tim melaksanakan roguing pada pagi dan sore hari. Apa itu roguing, apa tujuannya, dan kapan waktu kita melakukan roguing?
Roguing atau seleksi negatif (off type) ialah kegiatan mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang dari varietas utamanya. Adapun tujuan roguing yaitu: 1). Mengkarakteristik varietas yang digunakan, oleh karena itu orang yang melakukan roguing harus mengetahui deskripsi dari varietas yang dibudidayakan, 2). Pembuangan tanaman-tanaman yang memiliki ciri atau penampilan berbeda yang dilaksanakan di lahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian fisik varietas yang sedang diproduksi, 3). Membuang gulma berbahaya sehingga persyaratan sertifikasi benih dapat terpenuhi dan kemurnian benih dapat terjaga. Tanda-tanda varietas yang menyimpang adalah: penampilan fisik berbeda (tanaman lebih tinggi, warna dan malainya berbeda), dan varietas yang berbeda bisa lebih rendah dari yang lainnya.
Roguing pada tanaman padi minimal dilakukan sebanyak empat kali. Roguing pertama ini dilakukan pada fase vegetatif awal (35-45hari setelah tanam). Pada fase ini tanaman yang di rouging dapat di lihat dengan kasat mata, seperti tanaman yang menyimpang dari jalur barisan, tanaman atau bentuk rumpun yang berbeda dengan kebanyakan tanaman lainnya. Rouging ini dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terlalu panas dengan masksud agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan. Berdasarkan indentifkasi dan pengamatan tim UPBS BSIP Sulbar dilapangan, terdapat tanaman yang menyimpang sekitar 0,2%. Tanaman yang menyimpang atau Campuran varietas Lain (CVL) yang ditemukan pada umumnya tumbuh di luar barisan tanaman dan memiliki tipe yang berbeda. CVL tersebut diduga tanaman yg tumbuh dari tanaman musim lalu.