
Tim Satgas Swasembada Pangan Mamasa Bergerak Pantau Infrastruktur Irigasi
MAMASA-Tim Satgas Swasembada Pangan Sulawesi Barat untuk wilayah Kabupaten Mamasa bersama Dinas Pertanian Kab. Mamasa, Dinas PUPR Kab. Mamasa, BPP Kec. Mamasa dan Kec. Tawalian, Mantri Tani, Babinsa, Kepala Desa dan petani setempat melaksanakan kunjungan ke sejumlah Daerah Irigasi (DI) untuk meninjau kondisi eksisting infrastruktur pertanian.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan irigasi yang menjadi kendala utama dalam mendukung produktivitas lahan sawah. Salah satu lokasi pertama yang dikunjungi adalah P3-TGAI di Desa Taupe, di mana saluran sepanjang 217 meter saat ini melayani sawah seluas 52 hektare dengan kondisi baik. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke DI Tondokbakaru, yang mengalami kerusakan parah akibat jebolnya tanggul pada Sungai Tetean. Akibatnya, sekitar 122 ha sawah tidak mendapat aliran air yang memadai.
Meskipun masyarakat bersama pemerintah desa telah berupaya membuat bronjong secara swadaya, aliran air masih belum optimal karena kebocoran dan kerusakan pada beberapa titik saluran irigasi, walaupun telah dilakukan perbaikan pada saluran tersebut. Hal ini menjadi perhatian serius tim yang turut memberikan arahan untuk solusi jangka panjang.
Selanjutnya, kunjungan dilakukan di DI Tawalian Timur. Meskipun terdapat beberapa kebocoran pada saluran irigasi, aliran air masih dapat berfungsi dengan baik. Namun, pembersihan pada pintu saluran diperlukan untuk memastikan kelancaran distribusi air. Kondisi ini menunjukkan pentingnya pemeliharaan rutin agar irigasi dapat terus mendukung kebutuhan petani. DI Kopian di Desa Kariango menjadi lokasi berikutnya yang ditinjau. Infrastruktur di kawasan ini mengalami kerusakan di tanggul hulu dan di beberapa titik saluran irigasi, sehingga air tidak mengalir untuk melayani areal sawah sekitar 15 ha. Masyarakat setempat menggunakan cara alternatif, seperti membendung air dari sungai kecil dan menggunakan pipa hasil swadaya, untuk mengairi sawah mereka. Meskipun penuh tantangan, upaya ini mencerminkan semangat gotong-royong masyarakat dalam menghadapi keterbatasan.
Kunjungan terakhir dilakukan di DI Rante, Desa Lambanan. Tanggul di Sungai Mamasa yang jebol menyebabkan air tidak dapat mengalir ke saluran irigasi, sehingga 38 hektare sawah tidak terlayani. Tim Satgas menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah swadaya yang telah dilakukan masyarakat sambil mengupayakan program-program terkait untuk percepatan perbaikan.Perbaikan saluran eksisting atau pembangunan saluran potensial nantinya akan ditindaklanjuti dengan skala prioritas, utamanya untuk mendukung swasembada pangan. Dengan kunjungan ini, pemerintah dan petani diharapkan dapat terus bersinergi dalam menjaga keberlanjutan produksi pangan di Kabupaten Mamasa.