
BRMP Sulbar Tekankan Pascapanen Standar di Pelatihan Jagung Pasangkayu
PASANGKAYU-Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Sulawesi Barat terus mengakselerasi peningkatan kapasitas petani jagung melalui Pelatihan Tematik Jagung yang dilaksanakan pada 19–20 Juni 2025 di Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu. Kegiatan ini digelar oleh Bidang Tanaman Pangan DTPHP Sulbar. Hadir dalam kegiatan tersebut anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat dari Komisi I, Kepala Bidang Tanaman Pangan beserta tim, BRMP Sulawesi Barat, Penyuluh pertanian provinsi dan kabupaten Pasangkayu, kelompok tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Pelatihan ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat kapasitas petani dan penyuluh pertanian dalam pengelolaan komoditas jagung, Mulai dari Budidaya sampai penaganan pascapanen dan pengolahan hasil. Pelatihan ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi menjadi ruang berbagi inovasi dan praktik langsung. Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Barat melalui narasumbernya, Sarpina, S.TP., M.Si, memberikan pemaparan materi “Teknologi Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Jagung”. Dalam paparannya, menekankan bahwa penanganan pascapanen yang terstandar adalah kunci untuk menjaga kualitas, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomi hasil panen. Jagung sebagai komoditas unggulan Sulawesi Barat harus ditangani secara optimal dari panen hingga pascapanen. Penanganan yang sesuai standar seperti pengeringan dengan kadar air ideal, penyimpanan yang tepat, dan pengemasan higienis tidak hanya menjaga mutu jagung, tapi juga mempermudah distribusi dan pemasaran, termasuk ke industri pakan maupun ekspor. Selain pemaparan materi narasumber juga melaksanakan demonstrasi cara pengolahan jagung menjadi kerupuk jagung, sebagai contoh produk olahan bernilai tambah yang bisa dikembangkan di tingkat kelompok tani dan KWT. Para peserta antusias mengikuti setiap tahapan, mulai dari pemilihan bahan, pencampuran adonan, teknik penggorengan hingga pengemasan produknya. Pelatihan tematik ini dinilai sebagai langkah konkret pemerintah dalam mendorong petani untuk berinovasi mulai dari produsen bahan mentah menjadi pelaku industri olahan berbasis komoditas lokal. “Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat. Kami jadi tahu cara mengolah jagung, bukan cuma menjualnya sebagai pipilan,” ungkap salah satu peserta dari Kelompok Wanita Tani. Pelatihan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan pertanian jagung yang berdaya saing, bernilai tambah, dan berkelanjutan di Sulawesi Barat. Dengan pendekatan edukatif, praktis, dan aplikatif, petani Sulbar kini didorong tak hanya sukses menanam, tapi juga ahli mengelola hasilnya.