
Optimalisasi Lahan Sawit PSR, Siap Kembangkan Padi Gogo dukung Swasembada
TOMMO-Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Barat bersama Dinas Perkebunan Kabupaten Mamuju terus mendorong pemanfaatan lahan sawit sebagai potensi perluasan areal tanam (PAT) padi gogo melalui sistem tanam sisip. Langkah ini merupakan bagian dari strategi peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) padi non-reguler di wilayah Kecamatan Tommo.
Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan secara bersama, tim BRMP Sulbar dan Dinas Perkebunan menyambangi Gapoktan Jaya Makmur di Desa Tommo. Dari hasil diskusi dengan Ketua Gapoktan, Bapak Nyoman Darmawan, diketahui bahwa lahan yang semula diusulkan seluas 20 hektar masih memiliki potensi tambahan hingga 30 hektar. Selain itu, ada juga Gapoktan Tunas Baru potensi lahan sawit seluas 50 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi gogo.
Lahan-lahan tersebut merupakan penerima manfaat program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sehingga dinilai sangat potensial untuk diintegrasikan dengan padi gogo sebagai bentuk optimalisasi lahan selama masa tunggu produktivitas sawit. Berdasarkan hasil identifikasi dan survei lokasi, ditemukan total potensi lahan seluas 80 hektar di Kecamatan Tommo yang siap ditanami padi gogo secara sisipan. Namun demikian, petani belum dapat melakukan penanaman karena terkendala ketersediaan benih dan herbisida. Padahal, integrasi padi gogo di sela-sela tanaman sawit dapat menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Sebagai tindak lanjut, BRMP Sulbar dan Dinas Perkebunan Kabupaten Mamuju sepakat mengajukan usulan tambahan penerima bantuan benih padi gogo dan herbisida. Tahapan usulan dimulai dari Dinas Perkebunan Kabupaten Mamuju yang akan meneruskan ke Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Mamuju. Selanjutnya, usulan tersebut akan dikirim ke tingkat provinsi untuk kemudian diteruskan ke pemerintah pusat.
Ketua Gapoktan Jaya Makmur menyambut baik langkah kolaboratif ini. “Kalau benih dan herbisida sudah turun, kami siap bergerak secepatnya. Kalau bisa, distribusi benih dilakukan sebelum Juli 2025. Intinya, semakin cepat benih tiba, semakin cepat pula kami tanam,” ujar Nyoman Darmawan.
BRMP Sulbar berkomitmen penuh untuk mengawal proses ini hingga terealisasi. Sinergi kuat antar instansi dan kelompok tani menjadi fondasi utama menuju kemandirian dan swasembada pangan di Sulawesi Barat.